Hemoroid
(wasir) hampir sama bentuknya dengan varises – penyakit yang biasanya terdapat
daerah kaki dikarenakan terlalu lama berdiri. Bedanya, hemoroid terdapat pada
anus. Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena
hemoroidalis di daerah anorektal. Tapi itu definisi yang sudah lama alias
usang! Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, kata dr Toar JM
Lalisang SpB-KBD dalam Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran (KPPIK)
2005, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa
pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (kanalis anus).
Hemoroid
berhubungan dengan pola diet dan defekasi seseorang. Diet tinggi serat dan
defekasi dengan toilet jongkok diyakini mampu menurunkan risiko hemoroid.
Akhir-akhir ini, keterlibatan bantalan anus (anal cushion) makin dipahami
sebagai dasar terjadinya penyakit ini.
Bantalan
anus merupakan jaringan lunak yang kaya akan pembuluh darah. Agar stabil,
Kedudukannya disokong oleh ligamentum Treitz dan lapisan muskularis submukosa.
Bendungan dan hipertrofi pada bantalan anus menjadi mekanisme dasar terjadinya
hemoroid. Pertama, kegagalan pengosongan vena bantalan anus secara cepat saat
defekasi. Kedua, bantalan anus terlalu mobile, dan ketiga, bantalan anus
terperangkap oleh sfingter anus yang ketat. Akibatnya, vena intramuskular
kanalis anus akan terjepit (obstruksi). Proses pembendungan diatas diperparah
lagi apabila seseorang mengedan atau adanya feses yang keras melalui dinding
rektum.
Selain
itu, gangguan rotasi bantalan anus juga menjadi dasar terjadinya keluhan
hemoroid. Dalam keadaan normal, bantalan anus menempel secara longgar pada
lapisan otot sirkuler. Ketika defekasi, sfingter interna akan relaksasi.
Kemudian, bantalan anus berotasi ke arah luar (eversi) membentuk bibir
anorektum. Faktor endokrin, usia, konstipasi dan mengedan yang lama menyebabkan
gangguan eversi pada bantalan tersebut.
Mitos di masyarakat yang mengatakan, hemoroid mudah terjadi pada ibu hamil ternyata benar. Tak pelak, kehamilan menjadi faktor pencetus hemoroid. Mengapa demikian? Pertama, hormon kehamilan mengurangi fungsi penyokong dari otot dan ligamentum di sekitar bantalan. Kedua, terjadi peningkatan vaskuler di daerah pelvis. Ketiga, seringnya terjadi konstipasi pada masa kehamilan. Dan terakhir adalah kerusakan kanal anus saat melahirkan pervaginam.
Mitos di masyarakat yang mengatakan, hemoroid mudah terjadi pada ibu hamil ternyata benar. Tak pelak, kehamilan menjadi faktor pencetus hemoroid. Mengapa demikian? Pertama, hormon kehamilan mengurangi fungsi penyokong dari otot dan ligamentum di sekitar bantalan. Kedua, terjadi peningkatan vaskuler di daerah pelvis. Ketiga, seringnya terjadi konstipasi pada masa kehamilan. Dan terakhir adalah kerusakan kanal anus saat melahirkan pervaginam.
No comments:
Post a Comment